Pada akhir pekan ini sepertinya cuaca kurang bersahabat, Karena
sejak pagi hari hingga sore hari, hujan turun tiada henti. Dampak hujan tiada
henti itu ternyata membuat cuaca begitu dingin, Untungnya suasana yang dingin
ini terasa begitu hangat ketika aku ditemani oleh sepiring singkong ribus plus
secangkir kopi panas untuk menemaniku berselancar di dunia maya.
Seperti biasa setiap berselancar di dunia maya, aku selalu
menyempatkan diri untuk berkunjung di dinding sohibku Gatot Swandito di
kompasiana online, sama seperti Gatot yang juga selalu bertandang di dinding
kompasianaku. Hal ini selalu kami lakukan dalam rangka silaturahmi antar sesama
kompasianer dalam rangka mencari informasi-informasi yang lagi ngaktual.
Bukan hanya silahturahmi bertandang di dinding kompasiana Gatot
Swandito, silaturahmi juga dilakukan pada kompasianer yang lain terutama
kompasianer yang selalu membuat tulisan-tulisan berbau ngaktual. Saling
silaturahmi ini ternyata sangat mengasyikan dan bisa jadi modal inspirasi untuk
membuat sebuah tulisan, misalkan ketika aku membuat tulisan dengan judul
Praktek Palsu Membesarkan Alat Vital dan dikomentari oleh sohibku Gatot
Swandito, tiba-tiba Gatot juga membuat sebuah tulisan yang sama terkait dengan
urusan alat vital. Malah judul tulisan sohibku ini lebih vulgar yakni Klinik
Pembesar Mr.P.
Antara Praktek Palsu Membesarkan Alat Vital dengan Klinik Pembesar
Mr.P memang isinya sangat berbeda namun makna yang terkandung hampir sama yakni
sama-sama berurusan tentang problematika masalah alat vital, itulah gunanya
kita saling bersilaturahmi di dunia Kompasiana. Sampai-sampai masalah alat
vital pun bisa jadi bahan inspirasi untuk membuat sebuah tulisan.
Tulisan Gatot Swandito ini bercerita tentang problematika rumah
tangga yang sedang dihadapi oleh salah satu anggota kompasiana paling super
aktif yakni Pakde Kartono, entah kenapa Pakde Kartono yang super aktif menulis
di kompasiana ini hanya curhat masalah yang sangat rahasia itu pada Gatot,
padahal sohib Pakde Kartono begitu banyak di kompasiana termasuk juga dengan
diriku. Apakah Gatot lebih dipercaya oleh Pakde Kartono dibanding kompasianer
yang lain atau antara Gatot dan Pakde Kartono memang sebelas dua belas alias
sama-sama mempunyai problematika yang sama.
Dalam curhatnya Pakde Kartono bercerita tentang begitu hebatnya
dia bertengkar dengan mantan pacarnya itu, mungkin karena pusing tujuh keliling
dan supaya tidak terjadi pertengkaran yang lebih hebat, Pakde Kartono akhirnya
pergi meninggalkan rumah untuk menenangkan diri. Dalam perjalanannya diantara
keramaian lalu lintas, tiba-tiba Pakde Kartono melihat sebuah spanduk berukuran
besar yang dipasang didepan sebuah rumah bercat putih, pada spanduk itu
tertulis Target Tiga Besar dan pada bagian bawah spanduk itu tertulis Cinta,
Kerja dan Harmoni.
Mungkin karena Pakde Kartono lagi pusing tujuh keliling akibat
habis bertengkar hebat dengan mantan pacarnya itu, tanpa berpikir panjang lagi
Pakde Kartono langsung masuk kedalam rumah yang didepannya terpasang spanduk
itu, dalam hati Pakde Kartono berkata, jangan-jangan ini Klinik yang membuka
praktek membesarkan alat vital seperti yang dimaksud oleh tulisan Agus Sutondo
dan klinik ini pasti bisa membesarkan alat vitalku sampai tiga kali lebih
besar, ah mudah-mudahan klinik ini mampu menyempurnakan cinta, menambah
semangat kerja dan bisa mengharmoniskan hubunganku dengan mantan pacarku, gumam
Pakde Kartono, Apalagi dalam spanduk itu Pakde melihat ada seorang laki-laki
yang sedang mengacungkan tangannya yang mengepal, Pakde Kartono langsung
berpikir bahwa laki-laki didalam spanduk itu adalah orang yang bekerja sebagai
pembesar alat vital.
Tanpa banyak pertimbangan lagi, akhirnya Pakde pun masuk. Di dalam
rumah Pakde diterima dengan sopan oleh lelaki berjas putih. Ini pasti tenaga
medis di klinik ini, pikir Pakde yakin. Apa masih buka ?
Ooh masih, kami masih buka kok, apalagi partai kami adalah partai
terbuka. Siapa saja boleh bergabung dengan partai kami 24 jam, jawab lelaki
berjas putih itu dengan suara sedikit berwibawa.
Apa benar di sini tempat yang tepat untuk membesarkan tiga kali
lipat, kata Pakde dengan penuh sopan santun ? harap maklum Pakde Kartono memang
terkenal dengan sopan santunnya.
Benar sekali Akhi, kami menargetkan tiga besar, Karenanya kami
harus kerja keras, tentu saja dengan Cinta, Kerja dan Harmoni.
Itu pasti, jawab Pakde Kartono, karena tanpa Cinta, Kerja dan
Harmoni tentu apa yang akan kita lakukan menjadi sia-sia, Dalam hati, Pakde
sudah membayangkan ia akan segera mendapatkan yang diharapkannya yakni
membesarkan alat vital miliknya.
Syukron kalau Akhi mengerti, kata lelaki berjas putih
Lalu bagaimana caranya supaya bisa membesar tiga kali lipat itu
??? tanya Pakde penasaran.
Mudah sekali., Kalau ada yang mencoblos sebanyak 10 juta, pastilah
target bisa tercapai, cuma itu cara dan syaratnya.
Apaaa ??? Pakde terkejut, Kejengkelannya memuncak !!! Bagaimana
saya yang seusia ini bisa mencoblos mantan pacar saya sebanyak 10 juta kali,
yang benar aja dong jawab Pakde dengan sewot.
He he he, Pakde Kartono lupa bahwa Cinta, Kerja dan Harmoni adalah
taqline barunya PKS menggantikan taqline lamanya Bersih dan Peduli, Perubahan
taqline ini akibat hantaman gelombang tsunami yang menghantam PKS karena mantan
Presidennya Luthfi Hasan Isaaq diduga terlibat dalam kasus suap impor renyah
daging berjanggut dan kasus pencucian uang
Uniknya dalam kasus yang membelit mantan presiden PKS itu justru
banyak dilingkari oleh wanita-wanita cantik yang diduga menerma aliran dana
pencucian uang, Konyolnya dalam lingkaran wanita-wanita cantik itu terungkap
adanya istilah kata sandi Pustun-Pustun dan Jawa Syarkiyah. Wah kata sandinya
mirip banget dengan taqline barunya PKS yakni Cinta, Kerja dan Harmoni yang
artinya suka bermain Cinta pada jam Kerja di kawasan Harmoni, Waduh mesum
banget nih taqlinenya, semesum wajah mantan presiden partainya, Harap maklum
Harmoni adalah salah satu kawasan di Jakarta yang tidak jauh dari tempat
esek-esek he he he
Itulah curhatan Pakde Kartono pada Gatot Swandito, cuma sayangnya
akibat ulah Gatot Swandito ini, Gatot sudah tidak bisa dipercaya lagi karena
sudah membongkar curhatan Pakde Kartono pada teman-teman di kompasiana, tapi
Gatot juga tentunya tidak bisa disalahkan, mungkin niatnya baik, ia ingin agar
teman-teman kompasiana dapat juga membantu problematika yang sedang dihadapi
oleh Pakde Kartono. supaya Gatot juga bisa mengikuti jejak Pakde Kartono
bilamana dikemudian hari ada sobat Kompasianer yang benar-benar tahu cara
mengatasi problematika yang sedang dihadapi oleh Pakde Kartono.
Berita Lainnya :